Kabupaten Bandung Barat, CYBERNUSANTARA1.ID – Pemerintah Desa Jatimekar, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, resmi meluncurkan program penanaman jagung seluas 5 hektar, menjadikannya desa dengan area tanam jagung terluas di kecamatan tersebut. Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi dana desa untuk mendukung program ketahanan pangan nasional, 2 Oktober 2025.
Acara launching digelar dengan penuh khidmat dan dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, mulai dari Camat Cipeundeuy, Kapolsek, Danramil, perwakilan BPD, pendamping desa, serta kelompok tani setempat yang akan menjadi pelaksana utama di lapangan.
Kepala Desa Jatimekar, Abah Dono Sumpena, mengungkapkan rasa syukurnya atas terlaksananya program ini. Ia menegaskan bahwa program ini dirancang agar petani bisa bekerja lebih ringan namun tetap mendapat kepastian pasar.
“Lahan 5 hektar ini dibagi ke tiga kelompok tani dengan melibatkan 23 petani. Skema yang dipakai adalah yarnen (bayar setelah panen). Artinya, BUMDes menanggung kebutuhan pupuk dan peralatan lebih dulu, sementara hasil panennya nanti ditampung oleh BUMDes dan dijual langsung ke Bulog,” jelasnya.
Menurutnya, sistem ini akan mengurangi beban modal petani sekaligus memberikan kepastian harga dan pasar yang lebih stabil. “Petani hanya fokus menanam dan merawat, soal pemasaran sudah ada BUMDes yang menjamin,” tambahnya.
Camat Cipeundeuy dalam sambutannya menegaskan bahwa langkah Desa Jatimekar patut diapresiasi karena menjadikannya sebagai desa dengan areal penanaman jagung terluas di wilayah kecamatan.
“Hampir semua desa di Cipeundeuy menanam jagung, namun Jatimekar yang paling luas. Ini selaras dengan arahan pemerintah pusat dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Saya bangga karena desa bisa bergerak cepat dan melibatkan masyarakat secara langsung,” ujar Camat.
Ia menambahkan, selain jagung, desa-desa lain di Cipeundeuy juga tengah mengembangkan komoditas unggulan lain, seperti katuk untuk bahan baku industri susu, peternakan domba dan itik, hingga budidaya ikan nila.
Tak hanya soal produksi, aspek pemasaran dan transparansi penggunaan dana desa juga menjadi perhatian. Kapolsek Cipeundeuy menegaskan pihaknya telah berkoordinasi dengan Bulog agar hasil panen petani tidak merugi.
“Kami memastikan harga akan disesuaikan sehingga petani tetap mendapat keuntungan. Selain itu, pengawasan penggunaan dana desa juga terus kami lakukan agar program ini berjalan bersih dan tepat sasaran,” tegas Kapolsek.
Sementara itu, perwakilan Danramil Cipeundeuy menambahkan bahwa TNI siap mengawal program ini hingga tuntas. “Ketahanan pangan adalah instruksi langsung Presiden. Kami siap mengawasi dari hulu hingga hilir demi kesejahteraan masyarakat. Petani harus merasa aman dalam bekerja,” katanya.
Dengan masa tanam sekitar 100 hari, jagung yang ditanam pada Oktober 2025 ini diperkirakan akan mulai dipanen pada awal tahun 2026. Harapannya, hasil panen pertama ini bisa menjadi pemacu semangat bagi desa-desa lain untuk lebih gencar mengembangkan sektor pangan.
Selain meningkatkan produksi pangan, program ini diharapkan mampu memberikan kepastian harga, kepastian pasar, dan peningkatan pendapatan petani. Dengan demikian, desa tidak hanya mandiri secara pangan, tetapi juga berkontribusi pada stabilitas pangan nasional.
“Kalau program ini berhasil, kita akan perluas lagi tahun depan. InsyaAllah Jatimekar bisa jadi percontohan bagi desa lain di Bandung Barat,” tutup Abah Dono penuh optimisme.
Penulis Jay k.