Bandung, CYBERNUSANTARA1.ID – Kapolda Jawa Barat Irjen Pol. Rudi Setiawan resmi meraih gelar Doktor Ilmu Sosial dengan IPK 3.81 dan kategori Istimewa setelah mempertahankan disertasi berjudul “Cerita dari Mesuji: Studi Fenomenologi tentang Menjadi Polisi di Daerah Konflik” dalam sidang terbuka di Universitas Airlangga, Senin (3/11/2025).
Dalam disertasinya, Irjen Rudi menghadirkan perspektif yang jarang diangkat ke ruang publik: tentang bagaimana rasanya menjadi polisi di tengah wilayah penuh konflik, tekanan sosial, dan stigma masyarakat. Ia tidak hanya menulis sebagai seorang perwira tinggi, tetapi sebagai peneliti yang menelusuri makna eksistensial di balik profesi kepolisian.
“Menjadi polisi di daerah konflik bukan hanya soal menjalankan tugas penegakan hukum, tetapi juga soal menjadi manusia yang berhadapan dengan ketakutan, kesepian, dan dilema moral,” ujar Irjen Rudi di hadapan para penguji.
Menurutnya, Mesuji—sebuah wilayah di perbatasan Lampung dan Sumatera Selatan—adalah ruang kehidupan yang mempertemukan konflik agraria, trauma sejarah, dan pergulatan identitas sosial antara warga dan aparat penegak hukum.
Lewat pendekatan fenomenologi Edmund Husserl, Irjen Rudi berusaha memahami pengalaman para polisi di Mesuji sebagai bagian dari lebenswelt atau “dunia kehidupan”, yakni realitas yang dialami secara langsung dan apa adanya oleh individu.
“Dalam konteks Mesuji, dunia hidup polisi bukan semata dunia institusi atau aturan. Itu adalah dunia konkret, tempat mereka bangun pagi dengan kesadaran bahwa di luar pagar rumahnya ada masyarakat yang mungkin melihatnya bukan sebagai pelindung, tapi sebagai simbol kekuasaan yang berjarak,” tutur Rudi.
Ia menyoroti bahwa polisi di daerah konflik seperti Mesuji hidup di antara dua kutub: di satu sisi sebagai penegak hukum dan simbol negara, namun di sisi lain sebagai individu yang berjuang melawan rasa takut, keterbatasan sarana, dan tekanan sosial.
“Identitas polisi di Mesuji bukan hanya seragam atau pangkat. Ia adalah rasa tanggung jawab yang tumbuh dari pengalaman batin — ‘saya ada karena tugas, tetapi tugas itu juga menguji siapa saya sebenarnya’,” ungkapnya.
Irjen Rudi juga menjelaskan bahwa identitas polisi terbentuk dalam tiga lapisan: personal, profesional, dan sosial. Identitas personal lahir dari pergulatan moral dan emosional; identitas profesional dibentuk oleh norma dan etika kepolisian; sedangkan identitas sosial muncul melalui interaksi yang kompleks antara polisi dan masyarakat lokal.
“Dalam momen ketika seorang polisi berhadapan dengan warga asli Mesuji yang mempertahankan tanahnya, sesungguhnya ia sedang berhadapan dengan cermin dirinya sendiri — refleksi dari ketimpangan dan pencarian legitimasi moral di Indonesia,” katanya penuh refleksi.
Melalui karyanya ini, Irjen Rudi menegaskan pentingnya memahami polisi sebagai manusia yang hidup dalam realitas sosial yang tidak hitam-putih. Penelitiannya menjadi sumbangan intelektual yang menggugah, bukan hanya bagi dunia akademik, tetapi juga bagi reformasi kultural dalam tubuh kepolisian.
Pencapaian ini tidak hanya menandai prestasi akademik, tetapi juga menunjukkan komitmen Kapolda Jabar dalam membawa nilai-nilai profesionalisme, empati, dan refleksi kemanusiaan ke dalam praktik kepolisian modern.
Sumber: Bid Humas Polda Jawa Barat













