Yapen, Cybernusantara1.id – Tas Noken, kerajinan rajutan asal Papua cukup familiar bagi masyarakat Indonesia terlebih khusus di Papua. Selain benang, serat kayu dan akar anggrek juga di gunakan sebagai bahan dasar untuk di olah menjadi beragam hasil kerajinan tangan juga tas.
Guna meningkatkan hasil karya serta mendukung pengembangan hasil kerajinan tangan tersebut, Bhabinkamtibmas Kampung Nundawipi Aipda. M Yaku dalam melaksanakan kegiatan Binmas Noken program Kasuari ( Kesejahteraan Untuk Anak Negeri ) dengan melakukan pendampingan terhadap salah satu pengrajin anyaman tas noken guna ikut membantu membuat beberapa macam tas noken.
Aipda. M Yaku mengatakan, bahwa pendampingan ini untuk memberikan motivasi dan inovasi kepada masyarakat khususnya kelompok-kelompok pengrajin tas noken agar bisa lebih berkembang.
“Tas noken sudah terkenal, banyak masyarakat, baik orang asli papua maupun non papua menggunakan tas noken. Kami dari polri hadir secara langsung membantu pengusaha pengrajin tas noken juga meningkatkan perekonomian keluarga,” katanya.
Ia berharap, dengan tetap membuat anyaman tas noken maka warisan budaya papua akan terus terjaga dengan baik bahkan terus meningkat. Apalagi saat di jual di pasaran harganya sangat ekonomi bagi masyarakat bahkan peminatnya sangat banyak.
Sementara itu, ibu Mora pengrajin tas noken menyampaikan terima kasih kepada Bhabinkamtibmas Polres Kepulauan Yapen yang mau datang mendampingi mereka serta memberikan inovasi baru untuk bagaimana bisa lebih mengembangkan usaha tas noken.
“Senang sekali bisa mendapatkan ilmu baru dalam membuat tas noken, sangat bermanfaat sekali,” tandasnya yang juga di dampingi oleh ibu Tanyuga yang juga pengrajin tas noken.
Ibu Mora sapaan akrabnya menuturkan, bahwa harga jual tas noken tersebut tergantung motif dan ukuran tas nokennya, yaitu ukuran besar dengan motif bagus di jual seharga Rp. 250.000 sedangkan tas noken ukuran kecil dengan motif yang biasa akan di jual seharga Rp. 150.000.
(Nov)